Tuesday, October 22, 2013

ku rindu rindu ku



rindu itu manis
terlalu sayang untuk lewat dicicipi
lagi dan lagi

rindu itu merdu
terlalu sayang untuk berhenti dinikmati
lagu demi lagu

rindu itu menawan
terlalu sayang untuk berpaling
langkah lalu lengang

sayang, yang ku rindu itu
hanyalah rasa rindu ku pada kamu
bukan kamu, sayang.

;)


Tuesday, October 8, 2013

roti gambang



Sore hari ini saya ada di warung kopi mahal lagi. Setelah baru saja tadi pagi sarapan di warteg pinggir jalan sambil menunggu dijemput. Dua potong tahu goreng empuk, dua butir perkedel enak, dan segelas teh manis hangat dibayar hanya seharga 5500 rupiah. Sementara di warung kopi ini, saya beli minuman blender rasa kopi dengan harga 38000 rupiah, demi mengejar masa promosi bulan Oktober, buy one get one, yang ujung-ujungnya bikin bangkrut juga.

Sudah sebulan lebih saya tidak ke warung kopi yang nyaman. Pernah beberapa kali sewaktu masih menginap di Bogor, tapi warung kopi di sana tidak senyaman disini. Karena kebanyakan pengunjungnya kalangan keluarga, rasanya jadi aneh kalau saya duduk sendiri berlama-lama. Pengunjung warung kopi ini hampir semua adalah orang-orang kantoran yang sibuk. Baik yang sedang mengadakan pertemuan maupun yang sibuk sendiri dengan gadgetnya, jadinya saya transparan. Selama apapun saya disini tidak akan ada yang acuh, kecuali mungkin barista-barista yang berdiri menghadap ke arah tempat saya berselonjor.

Sore ini udaranya jingga. Tidak ada hujan. Hari ini saya bisa pulang lebih awal setelah kunjungan ke klien yang kebetulan berada di dekat daerah Sudirman. Jadilah saya kesini, sembari sedikit mengingat kembali sewaktu saya masih menganggur dan menghabiskan beberapa waktu konslet sendirian. Memikirkan yang jauh-jauh yang tidak tergapai. Menyelami udara dalam warung kopi ini yang penuh senyawa rindu yang salah. Menghitung butiran sepi yang berwujud debu tebal di atas buku coklat. Melarut dalam rahasia yang dilagukan hujan di balik jendela.

Sore ini udaranya jingga. Tidak ada hujan. Saya kini seorang pekerja kantoran yang sebagian besar ruang pikirnya harus dibagi untuk urusan pekerjaan. Ruang untuk hujan dan segala perihal yang bikin saya kesetrum harus diperkecil karena 'tidak praktis' untuk urusan kerja dan pencarian uang. Sekarang senyawa rindu tidak lagi menyesakkan, hampir hilang, berubah wanginya. Sepi masih timbul tenggelam di sela-sela waktu, tapi saya terlalu repot untuk peduli. Hujan kadang datang hanya berbentuk raga, tidak hadir jiwanya.

Sore ini udaranya jingga. Tidak ada hujan. Saya cemas, mengais-ngais sebongkah lara yang tidak juga ketemu.